Senin, 03 September 2007

Beginilah Cara Belajar yang Menyenangkan

Padahal belajar bisa menjadi sangat menyenangkan, lho,” kata DR. Frieda Mangunsong, MEd, Psi. Hal ini dibuktikan Frieda saat mengisi sesi Belajar Itu Menyenangkan dalam acara Forum Anak Nasional di Depok, pekan lalu. Ia mengawali paparannya dengan mengajak 106 anak-anak bermain. Staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini meminta anak-anak yang berasal dari 31 daerah di sejumlah provinsi di Indonesia itu membuat lingkaran. Lalu, mereka diminta berhitung dan meneriakkan “Boom” di setiap angka tujuh beserta kelipatannya dan angka yang mengandung unsur tujuh. Sepintas, hal ini seperti main-main saja. Namun, di balik itu, tanpa disadari anak-anak diajak menghitung dan berkonsentrasi. Saat melakukan permainan itu, anak-anak terlihat gembira. Mereka tertawa-tawa kala ada salah seorang yang lupa mengucapkan “Boom”. “Tertawa sebelum pelajaran dimulai bukanlah sesuatu yang buruk,” ujar psikolog pendidikan ini. Suasana gembira sebelum belajar justru dapat membangkitkan semangat anak. Mendengarkan topik yang diuraikan Frieda juga merupakan bagian dari pembelajaran. Ia menyampaikan materi belajar melalui bermain dan diskusi aktif. Makin Terampil Hingga saat ini masih ada pemikiran keliru bahwa belajar itu dilakukan di sekolah dan bermain di rumah. Padahal, belajar bisa sambil bermain. Belajar sambil bermain inilah yang menyenangkan anak. Adanya interaksi antara guru dan siswa, akan membuat belajar menyenangkan. “Siswa yang aktif akan membuat guru senang,” tuturnya lagi. Seperti yang terjadi saat itu, anak-anak turut mengungkapkan pendapatnya saat Frieda melontarkan berbagai pertanyaan. Dalam kesempatan itu misalnya, Frieda meminta pendapat anak-anak yang berasal dari 31 daerah layanan World Vision Indonesia yang berada di Aceh, Kalimantan Barat, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, NTT, dan Papua tentang belajar dan sekolah. Salah seorang anak dari Sumba Barat mengatakan belajar menjadi tidak menyenangkan bila guru marah. Selain enggan belajar, anak juga enggan sekolah. Belajar dalam suasana menyenangkan merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara aktif dan dilakukan dalam situasi menyenangkan, sehingga siswa merasa aman dan nyaman, bebas dari tekanan. Situasi ini akan membuat anak lebih aktif belajar. Belajar aktif akan mengintegrasi fisik, akal, dan emosi. Yang pada akhirnya, akan menambah keterampilan fisik dan akademis, sejalan dengan meningkatnya jenjang pendidikan. Setiap pelajaran yang makin sulit akan membuat kita makin terampil. Contohnya, saat TK-SD, anak lebih banyak melakukan permainan saat sekolah maupun belajar. Ketika menginjak bangku SMP-SMA, mereka lebih banyak duduk di dalam kelas. Di masa ini belajar lebih banyak melibatkan tangan dan pikiran seperti percobaan laboratorium. Metode belajar yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk mempelajari sesuatu secara konkret atau nyata akan memperbesar persentase penyerapan. Dan juga memicu mereka untuk berubah secara positif. Psikolog Vermon&Magnusson ini menyebutkan, seseorang akan belajar sebanyak 10 persen dari yang dibaca, 20 persen dari yang didengar, 30 persen dari yang dilihat, 50 persen dari yang dilihat dan didengar, 70 persen dari yang dikatakan, serta 90 persen dari yang didengar dan dilakukan. Penelitian Jeannette Vos-Groenendal dalam DePorter, 2002 menjelaskan bahwa belajar yang menyenangkan akan meningkatkan motivasi, nilai belajar, keyakinan dan kehormatan diri, mempertahankan sikap positif terhadap belajar, dan melanjutkan memanfaatkan keterampilan. Frieda menekankan, sekolah bukan satu-satunya tempat belajar. Belajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja di berbagai lapisan masyarakat. Anak bisa belajar di gereja, mesjid, sanggar, kelompok belajar, museum, perpustakaan, laboratorium, dan banyak tempat lain.

Selasa, 21 Agustus 2007

Seni Mendengarkan dan Didengarkan

Sewaktu masih kuliah dulu, saya pernah berkonsultasi tentang hal sepele dengan seorang dosen yang juga businessman sukses. Di luar dugaan, beliau mendengarkan “keluhan tidak penting” saya dengan penuh atensi sembari menjaga kontak mata dan body language yang positif — seolah-olah saya orang yang mahapenting di matanya.

Berbeda dengan tipikal dosen lain yang cenderung (maaf) meremehkan mahasiswanya, anomali ini tentu merupakan ketidakbiasaan. Ketika saya tanyakan, beliau menjawab, “Listening is one of the most effective ways of learning what others value. When I listen to you, I learn what you value.” Katanya, ini adalah skill dan attitude yang mutlak dimiliki siapapun agar bisa memahami dan menghargai orang lain pada tingkat yang lebih tinggi.

Mendengarkan (listening) merupakan salah satu skill yang harus dimiliki siapapun — tak cuma pemimpin bisnis atau pejabat pemerintah, tetapi juga kita sendiri. Mendengarkan bukan merupakan solo performance, melainkan circular connection yang saling terkait. I listen, you respond; you listen, I respond.

Seperti kita tahu, komunikasi merupakan proses penyampaian ide antara dua pihak yang berbeda. Agar berjalan dengan efektif, kita tak cuma harus menjaga apa yang kita ucapkan — melainkan juga mendengarkan dengan engagement yang penuh. Dosen saya itu juga berpesan, “When it’s obvious we’re not being heard, it’s time to listen, time to deliver the message differently.”

Dalam dunia bisnis, kemampuan mendengarkan menjadi sangat krusial. Seorang pemimpin (leader) bertanggung jawab terhadap kinerja dan hasil dalam suatu organisasi. Sukses tidaknya leader dipengaruhi oleh sebarapa efektif ia memobilisasi orang-orang di sekitarnya dengan misi, visi, nilai yang diemban organisasi; serta bagaimana orang-orang tersebut mendengar customer dengan baik. Dengan itu kita juga akan mendapatkan feedback positif yang berguna bagi pertumbuhan dan produktivitas.

Mendengarkan orang lain memang penting. Tetapi bagaimana kita mendengarkan hati kita — our inner self — juga tak kalah penting. Semakin tinggi intelektualitas seseorang semakin mudah mengabaikan bisikan hati kita. Makin sering kita mengabaikan, makin mudah kita menjadi seorang yang ignorant.

Kenapa bangsa ini terpuruk dan carut marut tak karuan? Kenapa bangsa ini mulai kehilangan nilai_nilai ketimuran? Barangkali karena kita terlalu banyak berbicara — bukannya mendengarkan orang-orang di sekeliling kita dan memperhatikan apa-apa yang ada di sekitar kita.

Mungkin inilah saatnya untuk mulai belajar menghargai orang lain. Belajar mendengarkan orang lain.

Nofieiman

Mengapa harus air putih??

Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air.
Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%.Dua
organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah :
Otak dan Darah. !!
Otak memiliki komponen air sebanyak 90%,
Sementara darah memiliki Komponen air 95%.
Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas
sehari.
Jumlah di atas harus ditambah bila anda seorang perokok .
Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh
kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi .
Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari...?
Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. Caranya...?
Dengan jalan "menyedot" air dari komponen tubuh sendiri.Dari otak...?
Belum sampai segitunya (wihh...bayangkan otak kering gimana jadinya...),
melainkan dari sumber terdekat : Darah. !!
Darah yang disedot airnya akan menjadi kental.
Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar
ketimbang yang encer.
Saat melewati ginjal (tempat menyaring racun dari darah)
Ginjal akan bekerja extra keras menyaring darah.
Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa
menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal.
Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan
ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus menghabiskan
400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah
Eh, tadi saya sudah bicara tentang otak ' kan ...?
Nah saat darah kental meng alir lewat otak, perjalanannya agak terhambat.
Otak tidak lagi "encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros
mengkonsumsi makanan dan oksigen,
Lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau
tidak berfungsi sebagaimana mestinya..(ya wajarlah namanya juga kurang
makan...)
Bila ini ditambah dengan penyakit jantung (yang juga kerjanya tambah berat
bila darah mengental... ),maka serangan stroke bisa lebih lekas datang
Sekarang tinggal anda pilih: melakukan "investasi" dengan minum sedikitnya 8
gelas sehari- atau- "membayar bunga" lewat sakit ginjal atau stroke.


Senin, 06 Agustus 2007

kapan

kapan lagi

tulang

fungsi tulang adalah menyangga tubuh, tau kan.....lah sekarang gini ah mboh lah lagi ra iso